Awalan

Lanjutannya

 


"Mas, aku mau ngomong sesuatu," kata Rahayu saat aku hampir terlelap tidur.


"Mas ngantuk," gumamku kesal dengan masih menutup mata.


****


Pagi-pagi sekali aku kebelet ingin buang air kecil, dan tidak aku dapati Rahayu di sampingku.


Tok...tok tiba-tiba aku mendengar suara ketukan pintu dan ternyata yang datang adalah Aini.


"Mas, temani Aini tidur yuk," katanya sambil menarik tanganku.


Aini adalah istri kedua aku setelah Rahayu, ibu yang memaksa aku untuk menikahi Aini, bahkan aku dan Rahayu tidak bisa menolak keinginan ibuku meskipun awalnya Rahayu sangat keberatan.


"Rahayu kemana ya?" Tanyaku pada Aini.


"Manaku tahu," jawabnya sangat ketus.


Akhirnya aku menuruti apa yang diinginkan oleh Aini, menjelang matahari terbit aku akan tidur di kamar Aini sebentar lagian Rahayu pun tidak ada di kamarnya.


"Rahayu mana sih? Piring kotor biasanya pagi-pagi sekali sudah dicuci," gumam ibu.


Aku dan Aini langsung keluar melihat kenapa ibu ngomel-ngomel sendiri.


"Ada apa Bu?" Tanya Aini.


"Itu si Rahayu kemana? Lihat piring kotor masih berserakan," kata ibu.


"Lagian Rahayu sedang hamil besar Bu, jangan selalu menyuruhnya mengerjakan semua urusan rumah," jelasku.


"Justru yang hamil besar harus banyak gerak!" Kata ibu.


"Iya Mas, jangan terlalu memanjakan dia, apa aku yang harus mengerjakan semua urusan rumah," kata Aini.


"Jangan! Kalian itu masih pengantin baru baru saja sebulan menikah jadi untuk Aini jangan terlalu memikirkan pekerjaan rumah," kata ibu.


Aini tersenyum sangat puas, ibu memang sangat menyayangi menantu barunya ini oleh sebab itu ibu kekeh ingin menikahkanku dengannya.


***


Sampai jam 8 pagi kami semua tidak melihat keberadaan Rahayu, sampai-sampai ibu dan Aini keteteran karena mengurus pekerjaan rumah yang tiada habisnya.


"Haduh, itu air penuh cepat matikan ibu lagi masak nih, Aini tolong ya itu sapu dulu di depan," kata ibu begitu repot.


"Rahayu kemana ya?" Gumamku.


"Bu, memangnya semua pekerjaan rumah biasanya siapa yang melakukan? Rahayu semua?" Tanyaku penasaran.


Jika memang mereka selalu bekerja sama mana mungkin mereka sampai keteteran seperti ini, sepertinya mereka tidak terbiasa dengan pekerjaan rumah.


"Jangan banyak tanya, baik kamu cari kemana Rahayu ngeluyur," kata ibu.


Tentu saja aku khawatir dengan keadaan Rahayu yang sedang hamil besar, aku sampai libur kerja hanya untuk mencari keberadaan Rahayu.


Tiba-tiba warga pada berbondong-bondong pergi ke belakang rumah, aku yang penasaran langsung mengikuti mereka.


Di sebuah pohon besar orang-orang sudah ber kerumunan, aku saja sampai tidak bisa melihat apa yang terjadi di sana.


"Pak, ada apa ini?" Tanyaku.


"Ada yang gantung diri, tapi belum tahu siapa," kata orang disana.


"Rahayu, inikan Rahayu," teriak warga yang sedang berusaha menurunkan mayat itu.


Aku yang mendengar kata Rahayu langsung berusaha masuk ke dalam kerumunan untuk melihat jelas mayat yang menggantung itu.


"Rahayu!" Pekikku.


Seperti disambar petir di siang bolong ternyata wanita yang sedang gantung diri adalah Rahayu.


"Innalilahi wa innailaihi rojiun, astagfirullah haladzim!" Semua orang mengucapkan asma allah.


Dengan perut yang buncit besar Rahayu menggantung dirinya di sebuah pohon di belakang rumah.


Tubuhku bergetar melihat pemandangan menyakitkan seperti ini, lidah Rahayu terjulur panjang berwarna keunguan.


***


Akhirnya Rahayu dibawa ke rumahku dan sekarang Rahayu akan segera dimandikan.


"Rahayu, kenapa kamu meninggalkan aku," kataku.


Saat satu persatu baju digunting oleh Mak Rusi, aku melihat hampir sekujur tubuhnya terdapat luka lebam.


"Mak, kenapa tubuhnya banyak luka lebam seperti ini?" Tanyaku.


"Sepertinya ini luka yang dibuat sebelum almarhum meninggal," jelas Mak Rusi.


Lantas siapa yang melakukan itu kepada Rahayu, mana mungkin ibu dan madunya melakukan hal keji seperti itu.


Seketika aku mengingat malam itu saat Rahayu ingin mengatakan sesuatu tapi aku malah memilih untuk tidur dan mengacuhkan nya.


'Ada yang tidak beres sepertinya aku harus mencari tahu semua ini,' gumamku dalam hati.


CERITA INI SUDAH TAMAT DI APLIKASI KBM

PENULIS: Nengleny07 

JUDUL: ISTRIKU GANTUNG DIRI SAAT HAMIL 9 BULAN


Part selanjutnya 👇👇


https://read.kbm.id/book/detail/1347d135-bab6-dde0-abdb-8eb1b4d7c156?af=01cd9d56-25fb-6a46-d265-59c6def4ae08

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel