Awalan


 "Pembantu Idaman" Part 22


Bab 22. Grepe - Grepe


Sesampainya di depan pintu kamar, Bu Erna langsung mengetuk pintu kamar Anaknya.


Tok...Tok..Tok.. “Sayang buka dulu pintunya.” Ucap Bu Erna sambil mengetuk pintu kamar anaknya.


Beberapa saat kemudian pintu kamarnya terbuka.


“Ia Bu kenapa” Sahut Yanti setelah membuka pintu kamarnya.


“Ibu boleh masuk Nak?” Tanya Bu Erna, merasa galau.


“Ya boleh dong bu, masa nggak boleh.” Jawab Yanti lalu melangkah ke dalam menuju tempat tidurnya, Bu Erna kemudian duduk ditepi ranjang.


“Gimana Sayang hari ini kamu senang nggak?” Tanya Bu Erna lalu menatap wajah cantik anaknya.


“Hari ini aku senang banget Bu, karena memang aku belum pernah pergi jalan-jalan.” Jawab Yanti merasa sangat senang.


Melihat wajah anaknya terlihat bahagia, Bu Erna pun ikut bahagia.


“Oh ya bu soal pertanyaan aku yang tadi, aku mau tanya sama ibu, tapi ibu jawab jujur ya.” Kata Yanti lalu menatap serius pada ibunya.


Bu Erna kembali ketakutan saat mendengar anaknya akan menanyakan sesuatu kepadanya, karena Bu Erna melihat tatapan Yanti sangat berbeda, tidak seperti biasanya, Bu Erna takut kalau Yanti sudah mengetahui semuanya.


“Ibu kenapa bengong?” Tanya Yanti membuyarkan lamunannya.


“I_ibu nggak papa kok Nak, memangnya kamu mau tanya apa?” Tanya Bu Erna sedikit gugup.


“Ibu kenapa kok gugup banget?” Tanya Yanti merasa heran dengan sikap ibunya.


“Ibu nggak papa kok sayang, ibu cuman sedikit kecapean aja.” Jawab Bu Erna lalu berusaha agar terlihat tenang di depan Yanti, agar Yanti tidak mencurigainya.


Yanti kembali bicara.


“Akhir-akhir ini aku merasa seperti ada yang aneh dengan sikap Pak Heru Bu, sikap Pak Heru sangat berubah, tidak seperti biasanya seperti ini sama kita.” Kata Yanti merasa heran dengan perubahan sikap majikannya.


Dan benar saja apa yang Bu Erna takutkan, akhirnya terjadi juga.


“Ibu kenapa bengong?” Tanya Yanti merasa heran, karena ibunya terus terdiam.


“I_ibu nggak papa kok Nak, ibu cuma kecapean saja.” Lagi-lagi hanya itu yang Bu Erna katakan.


Bu Erna kembali melanjutkan.


“Soal Pak Heru yang sikapnya berubah, mungkin ibu pikir Pak Heru hanya kasihan sama kita nak.” Ucap Bu Erna mencoba meyakinkan anaknya, agar anaknya tidak punya pikiran yang tidak-tidak tentang majikannya.


Yanti hanya diam saja ketika ibunya mengatakan itu kepadanya, karena ia merasa alasan itu kurang pas.


Beberapa saat kemudian dari luar ruangan, Bu Erna mendengar Pak Heru memanggil namanya.


“Bi...Bibi....!” Suara Pak Heru memanggil Bu Erna.


“Nak ibu keluar dulu ya, soalnya Bapak manggil ibu.” Kata Bu Erna.


“Ia Bu.”


Dengan cepat Bu Erna keluar dari kamarnya Yanti, lalu pergi ke ruang tamu menemui majikannya.


“Ia Pak.” Ucap Bu Erna setelah tiba di ruang tamu.


“Kamu masak apa?” Tanya Pak Heru.


“Saya masak ayam goreng Pak.” Jawab Bu Erna lalu menundukkan kepalanya.


“Ya udah kita makan dulu yuk, sekalian Yanti suruh makan juga.” Kata Pak Heru.


“Baik Pak.” Sahut Bu Erna patuh.


Bu Erna kembali lagi ke kamarnya Yanti, untuk mengajak makan malam bersama, sedangkan Pak Heru sudah lebih dulu pergi ke dapur.


“Sayang Pak Heru minta kita makan bareng.” Kata Bu Erna.


Sebenarnya Yanti sangat enggan sekali makan bersama majikannya, karena Yanti sangat canggung saat bersama majikannya, namun Yanti sangat tau sifat majikannya tidak bisa dibantah.


“Ayo nak kok malah bengong.” Ucap Bu Erna membuyarkan lamunannya.


“Ia Bu.” Sahut Yanti lalu pergi bersama Ibunya ke dapur untuk makan malam bersama.


Setibanya di dapur, Yanti dan Bu Erna duduk bersebelahan, sedangkan Pak Heru duduk di depan Bu Erna, setelah itu mereka pun makan malam bersama.


Pak Heru lalu berkata.


“Yanti, nanti kalau kamu sudah masuk sekolah, kamu nggak perlu lagi kerja seperti ini, kamu harus fokus belajar.” Kata Pak Heru sembari mengingatkan.


“Tapi Pak kasihan Ibu kalau Ibu harus kerja sendirian.” Sahut Yanti merasa kasihan kepada ibunya.


“Nak, benar apa kata Bapak, kalau kamu sudah sekolah, kamu harus fokus belajar, kamu nggak usah pikirkan ibu, ibu bisa melakukan semuanya kok.” Kata Bu Erna.


“Tapi Bu aku nggak tega lihat Ibu kerja sendirian.” Sahut Yanti merasa kasihan.


“Yanti kamu tenang saja, nanti saya akan mencari pembantu satu lagi, jadi biar ibumu tidak terlalu capek mengurus semuanya.” Kata Pak Heru.


Mendengar majikannya berkata seperti itu, Yanti merasa sangat lega, karena Yanti tidak bisa tenang jika ibunya harus bekerja sendirian, sedangkan banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan.


Yanti lalu berkata.


“Sekali lagi terima kasih atas kebaikan Bapak.” Kata Yanti penuh rasa terima kasih, karena Pak Heru sudah banyak sekali membantu keluarganya.


“Ia sama-sama.” Sahut Pak Heru.


Setelah selesai makan malam, Pak Heru pergi ke ruang tamu, lalu menyalakan sebatang rokok.


Malam semakin larut, tak terasa sudah tiga batang Pak Heru menghabiskan rokoknya sambil memainkan ponselnya.


Pak Heru melihat ke arah jam dinding yang ada di hadapannya saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 malam.


Saat ini Pak Heru sudah mulai gelisah, karena ia selalu memikirkan Bu Erna.


Akhirnya Pak Heru memutuskan untuk pergi ke kamarnya Bu Erna, karena ia tidak kuat lagi menahan hasratnya.


Saat ini Bu Erna dan Yanti sudah terlelap dalam tidurnya, karena seharian mereka pergi jalan-jalan bersama majikannya, sehingga membuat tubuhnya terasa lelah.


Beberapa saat kemudian Pak Heru tiba di depan pintu kamarnya Bu Erna.


Pak Heru langsung masuk kedalam kamarnya Bu Erna.


Setibanya di dalam kamar, Pak Heru melihat Bu Erna sudah terlelap dalam tidurnya.


Bu Erna hanya mengenakan pakaian tidur, dengan posisi terlentang diatas tempat tidurnya.


Pak Heru lalu mendekat kemudian duduk ditepi ranjang.


Pak Heru terus melihat kecantikan wajahnya Bu Erna dan keindahan tubuhnya.


Semakin lama ia melihatnya, Pak Heru semakin jatuh cinta kepada Bu Erna.


Beberapa saat kemudian, tangan Pak Heru menyentuh kancing bajunya Bu Erna, lalu melepaskan kancingnya satu persatu secara perlahan.


Pak Heru membuka kancing yang pertama, setelah itu ia melanjutkan membuka kancing yang kedua.


Saat membuka kancing yang ketiga, Pak Heru bisa melihat bra nya Bu Erna yang berwarna hitam.


Pak Heru kembali melanjutkan membuka kancing yang keempat, sampai akhirnya kancing pakaian Bu Erna sudah terbuka semua, hingga terlihat jelas bagian tubuhnya yang sangat menggoda.


Pak Heru terus melancarkan serangannya, sekarang pandangannya mengarah kebawah.


Pak Heru melihat celananya Bu Erna yang masih menempel di tubuhnya, setelah itu ia langsung menarik pelan celananya.


Dengan susah payah, akhirnya celana Bu Erna terlepas dari tubuhnya, hingga terlihat celana dalamnya yang berwarna putih.


Pak Heru kemudian membuka semua pakaiannya, lalu melemparkan pakaiannya ke atas tempat tidurnya.


Tak lama, Pak Heru mendorong pelan Bra nya, hingga menggantung di dekat leher.


Bu Erna belum menyadari, saat ini tubuhnya sedang ditelanjangi oleh Majikannya.


Setelah bra nya terbuka, Pak Heru bisa melihat dengan sangat jelas payudaranya Bu Erna yang terlihat bulat dan mengkal, Hingga membuatnya semakin terangsang.


Pak Heru langsung mengeluarkan lidahnya, lalu ia tempelkan lidahnya di bagian putingnya Bu Erna yang berwarna merah jambu, setelah itu ia mainkan lidahnya berputar-putar di bagian putingnya.

Lanjut Baca 👇 

DISINI 👉 BAB 1

DISINI 👉 BAB 2

DISINI 👉 BAB 23

https://mncgroup-tv.blogspot.com/2024/05/pembantu-idaman.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel