Cinta dan Dendam di Cirebon bab 8
Bab 8: Pertemuan Tak Terduga
Vina dan Eki merasa lega ketika mereka tiba di kota baru, jauh dari ancaman yang mengintai mereka di Cirebon. Mereka bersembunyi di tempat yang aman, tetapi ketakutan mereka tidak pernah benar-benar hilang.
Hari-hari berlalu dengan perasaan cemas yang terus menghantui mereka. Meskipun mereka berusaha untuk menjalani kehidupan baru, bayangan Egi dan gengnya masih terus melayang di pikiran mereka.
Suatu pagi, ketika mereka sedang berjalan-jalan di pusat kota, mereka tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang tidak pernah mereka harapkan: Egi.
Ketika Vina melihat wajah bekas kekasihnya, hatinya berdegup kencang. Dia merasa ketakutan dan terkejut, tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Egi menatap Vina dengan tatapan yang penuh dengan kemarahan dan kebencian. "Kamu pikir kamu bisa lari dariku, Vina? Kamu pikir kamu bisa menutup mata dan membiarkan semuanya berlalu begitu saja?"
Vina menelan ludah, mencoba mengendalikan ketakutannya. "Egi, aku tidak ingin masalah. Kami hanya ingin hidup dalam kedamaian."
Eki, yang berdiri di samping Vina, merasa marah. "Kamu tidak punya hak untuk mengganggu kami lagi. Kami sudah meninggalkan semuanya di belakang."
Namun, Egi hanya tertawa dengan sinis. "Kamu pikir kamu bisa melarikan diri dari aku? Kamu pikir kamu bisa membuat hidupmu bahagia setelah apa yang kamu lakukan padaku?"
Sebelum Vina atau Eki bisa menjawab, situasi tiba-tiba berubah menjadi kekacauan. Geng Egi muncul dari belakang sudut jalan, siap untuk melancarkan serangan.
Vina dan Eki melarikan diri, berusaha mencari tempat perlindungan. Mereka berlari secepat yang mereka bisa, tetapi mereka tahu bahwa bahaya tidak akan jauh.
Dalam kekacauan yang terjadi, Vina dan Eki menyadari bahwa mereka harus menghadapi Egi dan gengnya sekali dan untuk semua. Mereka tidak bisa terus bersembunyi, dan mereka tidak bisa melarikan diri dari masa lalu mereka yang gelap.
Dengan hati yang berdebar-debar dan tekad yang kuat, mereka bersiap untuk pertarungan yang akan menentukan nasib mereka. Mereka tahu bahwa mereka harus bersatu dan melawan bersama-sama jika mereka ingin memiliki kesempatan melawan kejahatan yang mengancam mereka.