Awalan

Bab 23. Perang Lidah

 

"Pembantu Idaman" Part 23


Bab 23. Perang Lidah


Saat Pak Heru sedang asik menjilati putingnya, tak lama kepala Bu Erna berbalik ke sebelah kanan.


Pak Heru berhenti sebentar, agar Bu Erna tidak terbangun karena sentuhannya.


Sebenarnya Pak Heru bisa saja langsung memulai pertandingannya, namun kali ini Pak Heru ingin sedikit berbeda cara mainnya.


Pak Heru menarik celana dalamnya secara perlahan, agar Bu Erna tidak terbangun dari tidurnya.


Setelah celana dalamnya terlepas, Pak Heru langsung mendekatkan lidahnya, lalu menjilatinya lubang vaginanya.


Bu Erna masih belum menyadari, kalau saat ini lubang intimnya sedang dijilati Majikannya.


Hampir 5 menit Pak Heru menjilati lubang Intimnya, hingga lubang Intim Bu Erna basah oleh air liur Pak Heru.


Setelah merasa puas menjilatinya, Pak Heru memasukkan jarinya ke dalam lubang intim nya Bu Erna.


Namun saat jari itu masuk ke dalam lubang Intimnya, seketika Bu Erna langsung terbangun dari tidurnya.


Sleep… Aawww…!


“Bapak....” Ucap Bu Erna sangat kaget, melihat majikannya ada di dalam kamarnya.


“Jangan berisik, nanti Yanti dengar.” Kata Pak Heru, lalu jari telunjuknya menempel di bibirnya.


“Pak, saya mohon, tolong jangan lakukan ini Pak.” Kata Bu Erna sembari memohon, agar majikannya tidak melakukannya.


Pak Heru sama sekali tidak memperdulikannya, karena Pak Heru sudah tidak bisa menahan nafsunya.


Pak Heru langsung menindih tubuhnya Bu Erna, lalu menjilati bibir tipisnya dengan sangat lembut.


Mmm… Mmm… Cuupp… Cuupp… Suara itu yang terdengar, saat Pak Heru menjilati bibirnya Bu Erna.


Hampir 2 menit Pak Heru menjilati bibirnya Bu Erna, hingga akhirnya Bu Erna terdiam karena Bu Erna juga menikmatinya.


Setelah merasa puas mencium bibirnya, Pak Heru langsung menjilati lehernya Bu Erna, lalu memainkan lidahnya berputar-putar di sekitar leher hingga ke telinganya Bu Erna, hingga tubuh Bu Erna sesekali bergetar menahan rasa geli bercampur nikmat.


Aaaghhh...Uughhh.. “Pak.. To_long ... Hen_tikan Pak.” Dengan susah payah Bu Erna mengatakannya, karena tubuhnya sudah mulai terangsang.


Mendengar Bu Erna mendesah, nafsu Pak Heru semakin terbakar.


Setelah merasa puas menjilati lehernya, Pak Heru menurunkan kepalanya, lalu mendarat di atas payudaranya Bu Erna yang membahana.


Aaghhh...Hmmm...Desah Bu Erna saat Pak Heru menjilati putingnya, hingga matanya merem melek menahan rasa nikmat.


Setelah merasa puas menjilati payudara, Pak Heru kembali melanjutkan kebagian lainnya.


Pak Heru langsung mencaplok lubang intimnya, lalu memainkan lidahnya berputar-putar di sekitar daging kecil yang ada di tengah-tengah bibir kemaluannya.


Aarghhh....Uurghhh...Hmmm... Bu Erna tak henti-hentinya mendesah, hingga menggigit bibir bawahnya.


Mendengar Bu Erna terus mendesah, hasrat Pak Heru semakin membara.


Pak Heru memegangi kedua kakinya Bu Erna hingga naik ke atas, lalu menggesekan penisnya yang kekar dan besar ke vaginanya.


Arghh...Hmm...Bu Erna terus mendesah, hingga tubuhnya mulai mengeluarkan keringat.


Setelah merasa puas menggesekan penisnya, Pak Heru memasukan jari tengahnya ke dalam lubang kenikmatannya.


Sleep...clok...clok...Aaghh...Aagghh.. Bu Erna terus mendesah karena memang sangat nikmat.


Pak Heru terus mengobok-obok lubang vaginanya, hingga tubuh Bu Erna kelojotan menahan rasa nikmat.


Clok...clok...Aaagghh.. .Eeemmm... Desah Bu Erna saat Pak Heru mengobok-obok lubang vaginanya, hingga tubuhnya kelojotan menahan rasa nikmat.


Beberapa saat kemudian, akhirnya Bu Erna sukses mencapai puncak kenikmatannya.


Clok...clok...Aaghh...Uughhh.. Eemmm… “Aaawaass... Pak. Crooot... Uuughhh…” Desah Bu Erna karena sudah mencapai puncak kenikmatannya.


Tubuhnya mengejang hebat hingga perutnya naik turun.


Huuhh….Haaahh...Hhuuhh... Nafas Bu Erna terengah-engah.


Setelah merasa puas dibagian itu, Pak Heru meminta Bu Erna mengulum pensinya yang sudah sangat keras.


“Ayo sayang telan penisnya.” Kata Pak Heru, yang sudah tidak kuat lagi menahan nafsunya.


Bu Erna tidak berani membantahnya, karena ia sangat tahu sipat majikannya.


Bu Erna langsung menelan penisnya Pak Heru, lalu memaju mundurkan kepalanya.


Karena ukuran penisnya cukup besar, Bu Erna tidak mampu menelan semuanya, Bu Erna hanya mampu menelan setengahnya saja.


Clok...clok...clok..Aarghh.. “Terus sayang.. enak sekali sayang.” Kata Pak Heru sambil merasakan sepongannya Bu Erna.


Hampir 5 menit Bu Erna mengulum penisnya Pak Heru, hingga Bu Erna mulai kesulitan bernafas.


“Sudah sayang, kamu pasti capek kan?” Tanya Pak Heru lalu menarik penisnya, karena kasihan melihat Bu Erna terlihat lelah.


Bu Erna tidak menjawabnya, ia terus menunduk sambil mengatur nafasnya, karena nafasnya sudah hampir habis.


Pak Heru langsung menarik dagunya Bu Erna, lalu mencium bibir tipisnya dengan sangat agresif.


Bu Erna langsung membalas ciumannya, karena memang ia sangat menikmatinya.


Cuupsss....Cupsss... suara itu yang terdengar saat Pak Heru dan Bu Erna sedang asyik berciuman.


Melihat Bu Erna membalas ciumannya, Pak Heru semakin terangsang, hingga nafsunya semakin terbakar.


Saat ini Bu Erna sudah sangat terangsang, Bahkan ia sudah tidak sabar ingin secepatnya mendapatkan sentuhan dari majikannya, terutama di bagian Sensitifnya.


Setelah merasa puas berciuman, Pak Heru meminta Bu Erna membaringkan tubuhnya diatas ranjang.


“Sayang kamu tiduran lagi.” Kata Pak Heru, yang sudah tidak sabar, ngin segera mengebor lubang nya.


Bu Erna hanya diam saja, sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang sesuai dengan perintah majikannya.


“Sayang angkat tangannya ke belakang.”  Kata Pak Heru, yang sudah terbakar nafsunya.


“Jangan Pak, saya malu.” Kata Bu Erna  merasa malu, karena Bu Erna sudah tahu apa yang akan Pak Heru lakukan.


“Cepat sayang aku udah nggak tahan nih.” Kata Pak Heru, yang sudah tidak sabar ingin segera melakukannya.


Lagi-lagi Bu Erna tidak bisa berbuat apa-apa, Bu Erna hanya bisa pasrah menuruti keinginan majikannya.


Bu Erna mengangkat kedua tangannya kebelakang, hingga terlihat ketiaknya yang putih dan bersih.


Pak Heru langsung menindih tubuh Bu Erna, lalu menjilati ketiaknya dengan sangat agresif.


Aarghhh...Uurghhh..Mmm.. “U_udaah Pak Geli.” Dengan susah payah Bu Erna mengatakannya, karena tubuhnya sudah sangat terangsang.


Setelah merasa puas menjilati ketiaknya, Pak Heru melanjutkan kebagian lainnya.


Pak Heru mengoleskan ludahnya ke kepala penisnya, setelah basah, ia langsung memasukan penisnya kedalam lubang vaginanya.


Blesss... Aaghhhh...Bu Erna kembali mendesah saat penis Pak Heru menusuk vaginanya, hingga matanya terpejam menahan rasa nikmat.


Pak Heru menggoyangkan pinggulnya secara perlahan, lalu tangannya terus meremas-remas payudaranya Bu Erna.


Plok...plok...Aaghhh....Uughhhh.. Aaghhh... Desah Bu Erna hingga mulutnya menganga menahan rasa nikmat.


Melihat Bu Erna terus mendesah, nafsu Pak Heru semakin terbakar.


Pak Heru mempercepat genjotannya, hingga desahan Bu Erna semakin keras.


Plok...plok...Aaghh... Aaghhh... Desahan Bu Erna semakin keras, namun dengan cepat Pak Heru mencium bibirnya Bu Erna, agar desahan Bu Erna tidak sampai terdengar keluar.


Hampir 10 menit Pak Heru mengebor lubang vaginanya Bu Erna, dan akhirnya Pak Heru merasakan spermanya akan segera keluar.


Dengan cepat Pak Heru menarik penisnya, lalu ia semprotkan spermanya keatas perutnya Bu Erna.


Aaghhh....Crooot...croot...Uughhh... Desah Pak Heru hingga tubuhnya bergetar hebat karena menahan rasa nikmat.


Huuhh…Haaahh…Huhhh..Haahh… Nafas Pak Heru dan Bu Erna ngos-ngosan.


Setelah nafasnya kembali pulih, Pak Heru pergi kekamar mandi untuk membersihkan penisnya.


Sementara Bu Erna masih terkapar lemah di atas ranjangnya, sembari mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan.


Setelah nafasnya kembali pulih, Bu Erna kembali mengenakan pakaiannya.


Saat Bu Erna sedang memakai pakaiannya, Pak Heru keluar dari kamar mandi, lalu memeluk tubuh Bu Erna dari belakang.


“Terima kasih ya sayang.” Kata Pak Heru sambil memeluk tubuh Bu Erna lalu menciumnya.


Bu Erna hanya diam saja sambil merasakan hangatnya pelukan Pak Heru.


Pak Heru membalikan tubuhnya Bu Erna, sehingga membuat mereka saling berhadapan.


Setelah itu Pak Heru memasukan lidahnya kedalam mulutnya Bu Erna, Bu Erna pun membalasnya, dan akhirnya mereka berperang lidah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel