Awalan

Bab 24. Andra Kembali

Baca Juga Bab 23 DISINI

 

"Pembantu Idaman" Part 24

Bab 24. Andra Kembali

Pak Heru sudah dibuat gila oleh Bu Erna, dan sebaliknya Bu Erna pun sudah mulai ketagihan bercinta dengan majikannya.

Pak Heru lalu membopong tubuhnya Bu Erna kemudian meletakkannya diatas ranjang.

Setelah itu Pak Heru kembali menggesekkan penisnya ke vaginanya Bu Erna, lalu menjilati telinganya, hingga Bu Erna kembali mendesah nikmat.

Aarghhh...Hhmmmm... Desah Bu Erna saat lubang vaginanya bersentuhan dengan penisnya Pak Heru, hingga matanya terpejam menahan rasa nikmat.

“Gimana enak kan?” Tanya Pak Heru sambil menatap wajahnya Bu Erna yang sedang menahan rasa nikmat.

Bu Erna hanya menganggukkan kepalanya, karena malu mengatakannya.

“Yaudah sekarang kamu istirahat dulu, besok kita jalan-jalan lagi.” Kata Pak Heru lalu membelai wajahnya Bu Erna.

Ia Pak.” Sahutnya patuh.

Bu Erna sangat bahagia saat bersama majikannya, apalagi melihat sikap majikannya sangat lembut kepadanya.

Pak Heru pergi ke kamarnya untuk beristirahat, karena tubuhnya sudah sangat kelelahan.

Sesampainya di dalam kamar, Pak Heru langsung membantingkan tubuhnya di atas ranjang, beberapa menit kemudian Pak Heru langsung terlelap dalam tidurnya.

*****


Keesokan harinya....

Bu Erna sudah terbangun dipagi hari.

Setelah mandi dan rapi. Bu Erna pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi, sementara Yanti baru saja terbangun dari tidurnya.

Yanti lalu pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah merasa bersih ia langsung berpakaian, kemudian pergi keluar karena perutnya terasa lapar.

“Pagi Bu.”  Sapa Yanti setelah tiba didapur.

“Pagi juga sayang.” Sahut Bu Erna sambil membolak-balik nasi gorengnya.

“Ibu masak apa?” Tanya Yanti lalu mendekat pada ibunya, yang sedang berdiri didepan kompor.

“Ibu lagi masak nasi goreng Nak.” Jawab Bu Erna.

“Woow... sepertinya enak banget nih bu.” Kata Yanti lalu mencium aroma nasi gorengnya.

“Ah kamu nih paling pinter muji ibu, padahal kamu yang paling hebat memasak.” Sahut Bu Erna.

“Aku bisa masak karena Ibu tau, kan ibu yang ajarin aku.” Sahutnya lalu memeluk tubuh Ibunya dari samping.

“Sayang tolong ambilkan piring dong.” Pinta Bu Erna.

“Ia Bu.”

Yanti lalu mengambil piringnya yang tak jauh dari tempat memasaknya.

Bu Erna lalu mematikan Apinya, setelah itu ia langsung menyajikan Nasi gorengnya.

“Hmmm... Dari Aromanya saja sudah pasti lezat nih Bu.” Kata Yanti sambil terus mencium Aroma nasi gorengnya.

“Ah kamu bisa aja... Oh ya nak, Pak Heru sudah bangun belum?” Tanya Bu Erna sambil menyajikan nasi gorengnya.

“Kayaknya belum Bu.” Jawab Yanti, yang terus menatap nasi gorengnya, karena Yanti sudah sangat kelaparan.

“Kamu sudah lapar ya sayang?” Tanya Bu Erna, karena melihat Yanti terus melihat nasi gorengnya.

“Ia bu, aku sudah laper banget.” Jawab Yanti, yang sudah tidak sabar ingin segera menyantap nasi gorengnya, karena perutnya terasa sangat lapar.

“Ya sudah kalau gitu kamu makan duluan aja, ibu masih mau beres-beres dulu.” Kata Bu Erna.

“Ibu sarapan dulu aja, setelah sarapan nanti kita beres-beres bareng.”

“Ibu belum lapar sayang.” Sahut Bu Erna.

Saat Yanti dan Bu Erna sedang mengobrol, tak lama Pak Heru tiba di di dapur.

“Ayo bi, kita sarapan dulu.” Ucap Pak Heru lalu duduk di kursi di depan Yanti.

Melihat kedatangan Pak Heru yang tiba-tiba, Bu Erna dan Yanti sangat kaget, hingga mereka berdua langsung menghentikan pembicaraannya.

Bu Erna lalu berkata.

“I_iya Pak.” Jawab Bu Erna sedikit gugup.

Setelah itu Bu Erna dan Yanti sarapan bersama dengan majikannya.

Tak lama Pak Heru mengangkat kaki kirinya ke arah Rok nya Yanti, lalu meraba-raba bagian sensitifnya.

Yanti sontak kaget ketika merasakan kaki majikannya mendarat di bagian sensitifnya.

Awalnya Yanti ingin menghindar, karena disebelahnya ada ibunya, namun Yanti takut membuat majikannya marah, akhirnya Yanti terpaksa membiarkannya.

Semakin lama kaki itu menyentuh bagian sensitifnya, Yanti mulai terasa nikmat, hingga matanya mulai remang-remang menahan rasa nikmat.

Pak Heru melihat wajahnya Yanti, terlihat sangat menikmatinya, hingga matanya merem melek menahan nikmat.

Beberapa saat kemudian, Pak Heru menurunkan kaki kirinya, lalu mengangkat kaki kanannya.

Setelah itu Pak Heru menempelkan kakinya ke bagian sensitifnya Bu Erna.

Bu Erna sangat kaget ketika merasakan lubang Intimnya disentuh oleh kaki Majikannya, hingga Bu Erna tidak sanggup untuk menyuap nasinya.

Ingin sekali Bu Erna menghindar, karena takut Yanti mengetahuinya, namun Bu Erna takut membuat majikannya marah.

Bu Erna mulai kewalahan, Bu Erna terus berusaha menahan desahannya, agar tidak terdengar oleh anaknya.

Tak lama Pak Heru mengangkat kedua kakinya, lalu menyentuh bagian sensitifnya Bu Erna dan Yanti secara bersamaan.

Saat ini Yanti dan Bu Erna terus menunduk sambil mengaduk-aduk nasi gorengnya, sambil menahan rasa nikmat.

Karena kakinya terasa pegal, Pak Heru akhirnya menghentikan aktivitasnya.

“Setelah selesai sarapan, kita pergi jalan-jalan lagi.” Ujar Pak Heru lalu menatap wajahnya Bu Erna dan Yanti yang sedang sibuk mengatur nafasnya.

“Ba_baik Pak.” Sahut Bu Erna gugup.

Setelah selesai sarapan, Pak Heru meminta Bu Erna membuatkan kopi kesukaannya.

“Bi tolong bikinkan saya kopi ya.” Kata Pak Heru.

“Baik Pak.” Sahutnya patuh.

Bu Erna lalu membuatkan kopi yang diminta majikannya.

Sementara Pak Heru pergi ke belakang Villa, lalu duduk di atas kursi malas, sambil melihat pemandangan yang ada di sekitar Villanya.

Beberapa saat kemudian Bu Erna datang sambil membawa kopi.

“Ini Pak kopinya.” Ujar Bu Erna lalu meletakkan kopinya di atas meja kaca.

“Terima kasih ya.” Sahut Pak Heru lalu menyeruput kopinya.

“Ia Pak sama-sama.” Sahutnya sambil menundukan kepalanya.

“Saya izin mau kebelakang dulu ya Pak.” Kata Bu Erna.

“Silahkan.”

Bu Erna lalu pergi kebelakang, sedangkan Pak Heru sedang menikmati kopinya sambil melihat pemandangan sekitar.

Tak lama kemudian Ponsel Pak Heru berdering.

Pak Heru melihat ke layar ponselnya, ternyata Andra yang menghubunginya.

“Ia Andra kenapa nak?” Tanya Pak Heru setelah telpon terhubung.

“Papah lagi dimana? kenapa rumah sepi sekali.” Tanya Andra diujung telpon.

“Papah lagi di puncak sama bibi dan Yanti, emangnya kamu lagi di mana Nak?”  Tanya Pak Heru merasa heran, karena tidak biasanya Andra menghubunginya, apalagi menanyakan keberadaannya.

“Aku lagi di depan rumah Pah.” Jawab Andra sambil merebahkan tubuhnya diatas kursi yang ada di depan rumahnya.

“Kenapa kamu nggak bilang kalau mau datang ke rumah?” Tanya Pak Heru sukses membuatnya kaget.

“Ia soalnya tadi dadakan banget perginya, jadi nggak sempat bilang. Terus Papah masih lama nggak di puncak?” Tanya Andra.

“Papah sehari lagi di sini, besok baru pulang, ya udah kamu kan pegang kunci, kamu di rumah dulu aja.”  Jawab Pak Heru.

“Ia pah.” Hanya itu yang Andra katakan.

Setelah itu Andra langsung menutup teleponnya, kemudian pergi ke dalam rumahnya untuk berganti pakaian.

Semenjak orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, Andra merasa tidak betah tinggal di rumahnya.

Andra lebih memilih tinggal di rumah Neneknya, karena menurut Andra, Neneknya lebih perhatian dibanding orang tuanya.

Karena hidupnya merasa bebas, kehidupan Andra menjadi tidak terarah, hingga akhirnya Andra terjerumus kedalam lubang hitam.

Sekarang Andra sering minum-minuman keras, bahkan Andra sering bercinta dengan perempuan yang Andra sukai.

Sesampainya di dalam kamar, Andra langsung berganti pakaian, lalu kembali lagi ke ruang tamu untuk menikmati minumannya yang baru saja ia bawa.

Andra langsung menuangkan minumannya ke dalam gelas yang sudah terisi batu es. lalu meneguk minumannya hingga kering.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel