Awalan

Bukan Menantu Tertindas


 BUKAN MENANTU TERTINDAS 




Bab 2. M3nyusui Di Ruang TV


Adrian terperanjat melihat seisi kamarnya yang kini sudah berubah. Tidak ada lagi barang-barang miliknya, yang ada malah barang milik adik perempuannya, yaitu Dira.


"Kemana barang-barang, Mas?" tanya Adrian, begitu geram pada adiknya yang sedang berbaring sambil main ponsel.


"Loh, emang Ibu nggak bilang?" jawab Dira dengan santainya.


"Sudahlah, kamu keluar sekarang! Mba Rosa mau istirahat," titah Adrian sambil menarik lengan adiknya.


"Ih, Kok ngusir sih? Kamar ini sekarang punya Dira. Mas tanya ke Ibu aja, gih!" Dira kembali merebahkan tubuh setelah sebelumnya terduduk karena ditarik oleh Adrian.


Merasa geram dengan jawaban Dira, Adrian pun bergegas keluar dan menghampiri ibunya yang masih berkumpul dengan tetangga.


"Ibu kenapa sih? Kenapa kamar Adrian sekarang malah dipakai Dira? Ibu tau sendiri kalau Rosa tuh harus banyak istirahat setelah melahirkan." Adrian meninggikan suara saking kesalnya.


Namun, bukannya menjawab Yuyun malah mendelik seraya mencibir menatap Adrian. Lalu, salah seorang tetangga yang merupakan teman dekat ibunya malah berdiri menghampiri Adrian.


"Adrian, kamu itu mbo yo seharusnya sadar diri, loh. Itu kan rumah ibumu, suka-suka dialah mau ngatur kamar buat anak yang mana. Lagian, Dira itu sudah gadis, nggak mungkin tidur terus sama ibunya," jawab tetangga yang bernama Minah sambil menatap Adrian dengan tajam.


"Nggak ada aturannya anak gadis dilarang tidur dengan ibunya! Harusnya Ibu tuh pikirin Rosa, dia masih menyusui dan harus tidur di tempat yang nyaman," ujar Adrian masih berusaha membela istrinya meski tahu jika semua tetangga yang berada disana masih satu geng dengan ibunya.


"Rosa itu orang lain, kenapa juga Ibu harus mikirin orang lain dan membiarkan anak ibu sendiri?" timpal Yuyun seraya tersenyum sinis.


Merasa jika protesnya tidak akan berguna, Adrian bergegas kembali ke rumah sambil menahan amarah yang percuma untuk diungkapkan.


"Mas, sudahlah. Aku nggak masalah, kok, kalau kita tidur di ruang TV. Lagipula, kita kan cuma numpang, mau nggak mau harus nurut sama yang punya rumah." Rosa berusaha menenangkan Adrian meski dirinya pun sedang sangat emosi.


"Tapi kamu kan sedang menyusui! Gimana kalau Mas Yoga sampai liat?"


Adrian benar-benar geram pada ibunya. Dengan dalih lebih mementingkan anak dan menganggap Rosa sebagai orang lain, tetapi tidak berpikir sebagai sesama perempuan seorang ibu yang baru saja melahirkan tentu akan menyusui anaknya dan sangat tidak etis jika harus di ruang terbuka.


"Nanti Rosa kalau mau menyusui pasti lihat-lihat sekitar dulu dong, Mas. Sudah, Mas Adrian jangan emosi terus, kita jalani saja dulu. Siapa tau kenyataannya nggak seperti yang kita bayangin."


Adrian langsung menatap Rosa dengan penuh pilu. Bagaimana mungkin istrinya yang selalu diperlakukan tidak adil malah lebih bijak darinya?


"Kamu yang sabar, ya! Mas bakalan lebih gesit lagi cari uangnya biar kita bisa punya rumah sendiri." Adrian membelai rambut Rosa dengan dada yang terasa sesak karena teringat jika dirinya belum pernah memberikan kebahagiaan untuk sang istri.


"Haduh, udah dong mesra-mesraannya! Tuh, lihat barang-barang Mas Adrian berantakan di lantai semua!" Dira yang baru saja masuk sambil makan siomay dalam plastik langsung menunjuk lantai yang dipenuhi barang-barang berantakan.


Adrian yang berusaha menenangkan hatinya malah terpancing emosi lagi saat tahu jika yang berserakan di ruang tamu adalah barang-barangnya. Seketika, ia melangkah, berniat keluar rumah lagi untuk menemui ibunya. Namun, kali ini Rosa langsung mencegahnya.


"Mas, mending jagain Alea saja. Biar aku beresin ruangan ini dulu!" pinta Rosa seraya menyodorkan sang anak pada Adrian.


Adrian yang semula hendak protes pada ibunya lagi, langsung tak berkutik saat anaknya sudah berada di gendongan. Pria itu bergegas keluar rumah, tetapi kali ini ia lebih memilih untuk bermain di taman kecil dekat komplek sambil mengasuh Alea agar bisa menghirup udara segar.


Rosa yang melihat Adrian sudah pergi langsung menghela napas panjang lalu mengusap lembut perut yang masih terasa ngilu setelah operasi cesar.


"Mohon kerjasamanya! Jangan manja ya, perut!" Rosa tertawa sejenak, merasa jika mungkin dirinya sedikit stres karena berbicara dengan perutnya sendiri.


Sambil menahan ngilu di perut, Rosa perlahan membereskan ruang tamu sedikit demi sedikit. Matanya sesekali berkaca-kaca saat melihat beberapa barang yang menurutnya memiliki kenangan malah berserakan di lantai layaknya sampah.


Namun, yang lebih menyakitkan lagi saat Rosa tahu jika sang mertua malah memberi kasur lantai yang sudah lusuh juga kempes untuk ia dan suami pakai. Padahal, kasur busa di kamar Dira adalah barang yang ia beli sendiri dengan uang tabungan.


Setelah ruang tamu selesai dibersihkan, Rosa yang kelelahan dan merasa perutnya sakit itu memilih untuk beristirahat sejenak di kasur yang sudah terlihat lebih bersih sambil bersandar ke dinding. Meski sepele, setidaknya hal tersebut bisa mengurangi rasa lelahnya.


"Mba, belum makan?" tanya Dira tiba-tiba.


Rosa sempat terkejut mendengar pertanyaan Dira yang mendadak sedikit perhatian padanya.


"Belum, kenapa, Lin?" tanya Rosa yang sempat berpikir jika adik iparnya mungkin hendak memberi makanan.


"Mba masak dulu, gih! Dira lapar, siomay sebungkus nggak bikin kenyang," jawab Luna dengan santainya.


"Bentar, ya. Mba cape habis beberes," jawab Rosa yang mendadak hilang selera makannya.


Mendengar jawaban tersebut, Dira pun langsung merengut dan keluar rumah. Rosa sangat yakin jika adik iparnya itu hendak mengadu pada ibu mertua.


Benar saja, apa yang Dira pikirkan terjadi juga. Yuyun datang dengan mata melotot seperti sedang emosi.


"Rosa! Kamu tuh nggak tahu aturan banget jadi menantu. Kalau orang rumah laper, ya langsung masak dong! Jangan bisanya numpang makan doang!" hardik Yuyun sambil menunjuk-nunjuk Rosa yang tengah duduk lesehan di bawah.


Rosa yang malas berdebat itu segera beranjak dan bergegas ke dapur. Namun, di dapur tidak ada bahan makanan yang bisa diolah.


"Bu, apa yang mau Rosa masak?" tanya Rosa yang sebenarnya malas berbicara dengan sang mertua.


Yuyun langsung melemparkan selembar uang sepuluh ribu yang kemudian Rosa pungut meski hatinya terasa miris.


"Ibu ingin makan daging ayam, kamu beli bayam saja karena baru melahirkan," titah Yuyun seraya mengibaskan tangannya, menyuruh Rosa agar segera pergi berbelanja.


Saat hendak ke warung sayur, Rosa tanpa sengaja berpapasan dengan Adrian yang tengah mengasuh Alea.


"Sudah selesai beres-beresnya?" Adrian berjalan menghampiri Rosa karena berpikir jika istrinya itu hendak mengambil sang anak.


"Rosa mau ke warung dulu, Mas. Nggak ada lauk makan di rumah," jawab Rosa seraya menyipitkan mata karena terik matahari begitu menyorot ke wajahnya.


Adrian lagi-lagi naik pitam, merasa jika ibu dan adiknya sudah sangat keterlaluan, malah menyuruh Rosa yang sakit untuk pergi belanja padahal keduanya dalam keadaan sehat.


"Kamu gendong Alea saja. Biar Mas yang pergi ke warung," pinta Adrian yang merasa kasihan pada Rosa.


"Biar aku saja, Mas." Rosa tidak tega melihat suaminya pergi ke warung hanya dengan uang sepuluh ribu.


"Sudah, biar Mas saja! Perjalanan ke warung itu jauh, kamu masih harus istirahat."


Karena terus dipaksa, Rosa pun akhirnya memberikan uang sepuluh ribu itu pada Adrian yang langsung bergegas pergi.


Sudah hampir sepuluh menit, akhirnya Adrian kembali dengan membawa sebuah kantong plastik kecil.


"Mas beli apa aja?" tanya Rosa yang penasaran dengan isi kantong plastik hitam tersebut.


"Sudah, kita pulang dulu saja," ajak Adrian yang berjalan di depan Rosa.


Saat sampai rumah, Adrian langsung memberikan kantong plastik itu pada Yuyun. Dan saat mengintip isinya, sang ibu malah terkejut setengah mati.


"Bodoh, Ibu bilang ingin makan daging ayam kenapa malah beli yang lain?" hardik Yuyun yang emosinya langsung meledak.


Bersambung…


Judul : Bukan Menantu Tertindas 

Penulis : L.A. Zahra


Yang penasaran dengan kelanjutan ceritanya bisa mampir ke website, atau klik link di bawah ini :


https://read.kbm.id/book/detail/dc02d3c9-8cbc-48ff-ab66-befd69bc7237

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel